Larutan Standar yang menggunakan metode Titrasi Asam-Basa

          Dalam pembuatan larutan dengan konsentrasi tertentu sering dihasilkan konsentrasi yang tidak tepat dengan yang diinginkan. konsentrasi suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah solute yang ada dalam sejumlah larutan atau pelarut. Konsentrasi dapat dinyatakan dalam beberapa cara, antara lain Molaritas, Molalitas,dan sebagainya. Dalam pembuatan larutan dengan konsentrasi tertentu sering dihasilkan konsentrasi yang tidak tepat dengan yang diinginkan.

Untuk mengetahui konsentarsi sebenarnya dari larutan yang dihasilkan maka dilakukan standarisasi. Standarisasi yang akan digunakan pada saat ini adalah penggunaan metode Titrasi Asam-Basa.


Titrasi Asam-Basa adalah suatu cara yang cukup teliti untuk mengukur konsentrasi Asam atau Basa. Titrasi Asam-Basa dapat pula dinamakan Reaksi Netralisasi Asam-Basa. Hal ini karena reaksi antara Asam dan Basa dalam jumlah mol yang sama akan menghasilkan garam dan air. Jumlah mol asam ( H+ ) sama dengan jumlah mol basa ( OH- ) terjadi ketika titrasi mencapai "Titik Ekuivalen". Titik ini dapat nampak saat asam dan basa habis bereaksi.


Larutan standar merupakan istilah kimia yang menunjukkan bahwa suatu larutan telah diketahui konsentrasinya. Terdapat dua macam larutan standar yaitu larutan standar primer dan larutan standar sekunder.

-> Larutan standar primer adalah larutan standar yang konsentrasinya diperoleh dengan cara menimbang.


Syarat senyawa yang dapat dijadikan standar primer:
  1. Memiliki kemurnian 100%
  2. Bersifat stabil pada suhu kamar dan stabil pada suhu pemanasan (pengeringan) disebabkan standar primer biasanya dipanaskan dahulu sebelum ditimbang.
  3. Mudah didapatkan (tersedia diaman-mana).
  4. Memiliki berat molekul yang tinggi (MR), hal ini untuk menghindari kesalahan relative pada saat menimbang. Menimbang dengan berat yang besar akan lebih mudah dan memiliki kesalahan yang kecil dibandingkan dengan menimbang sejumlah kecil zat tertentu.
  5. Harus memenuhi kriteria syarat-syarat titrasi.

Contoh senyawa yang dapat dipakai untuk standar primer adalah:
  • Asam bensoat dipakai untuk menstandarisasi larutan natrium etanolat, isopropanol atau DMF.
  • Kalium bromat KBrO3 untuk menstandarisasi larutan natrium tiosulfat Na2S2O3.
  • Kalium hydrogen phtalat (KHP) dipakai untuk menstandarisasi larutan asam perklorat dan asam asetat.
  • Natrium Karbonat dipakai untuk standarisasi larutan H2SO4, HCl dan HNO3.
  • Natrium klorida (NaCl) untuk menstandarisasi larutan AgNO3
  • Asam sulfanilik (4-aminobenzene sulfonic acid) dipakai untuk standarisasi larutan natrium nitrit.

 Asam bensoat, KBrO3, KHP, Na2CO3, NaCl, dan asam sulfanilik diatas adalah standar primer jadi senyawa ini ditimbang dengan berat tertentu kemudian dilarutkan dalam aquades dengan volume tertentu untuk didapatkan larutan standar primer.


-> Larutan standar sekunder adalah larutan yang konsentrasinya diperoleh dengan cara mentitrasi dengan larutan standar primer.


NaOH tidak dapat dipakai untuk standar primer disebabkan NaOH bersifat higroskopis oleh sebab itu maka NaOH harus dititrasi dahulu dengan KHP agar dapat dipakai sebagai standar primer. Begitu juga dengan H2SO4 dan HCl tidak bisa dipakai sebagai standar primer, supaya menjadi standar sekunder maka larutan ini dapat dititrasi dengan larutan standar primer Na2CO3.
 
 
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

1 Response to "Larutan Standar yang menggunakan metode Titrasi Asam-Basa"

  1. widagdo says:
    30 Agustus 2015 pukul 09.09

    numpang Baca, makasih Kata kita blog.s

Posting Komentar